Minggu, 12 April 2015

Kegigihan Ulama dalam Mencari Ilmu dan ‘Kegigihan Kita’

Zaman sekarang adalah zaman serba mudah. Belajar dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun keadaanya Kita masih bisa mencari ilmu. Berdiri, duduk, dan berbaring, semua bisa. Bahkan, seakan-akan ilmu itu datang kepada kita dengan mudahnya, datang tanpa diundang, dan mungkin ilmu itu sudah 'memaksa' kita untuk menelannya mentah-mentah.
Namun, apakah kita sudah menghormati tamu agung yg datang kepada kita itu?
Ya, ilmu seakan telah mengetuk pintu rumah kita lewat gadget yg sejatinya adalah nikmat terbesar buat kita...!
Akankah kita jadikan ‘niqmat’...?

Tidakkah kita malu dengan Para Ulama zaman dahulu yg namanya harum semerbak mewangi bak bunga melati, padahal tubuh mereka dahulu selalu basah dengan peluh setiap hari?

Tidakkah kita malu dengan Mereka yg nisannya saja hampir tak diketahui namun namanya dikenal, selalu dikenang penduduk bumi?

Lihatlah bagaimana keadaan mereka, dan bandingkan dengan kita yg kerdil ini...?

📜 Sa'd bin Abi Waqqash رضي الله عنه berkata: “Sungguh kalian melihat kami (para Sahabat) menemani Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan kami tidak punya makanan selain dedaunan, sampai seorang diantara kita makan seperti makannya kambing ”. (Hilyatul Auliya 1 / 92).

📜 Abu Hurairah رضي الله عنه berkata: “Sungguh kalian melihatku seperti orang terkena epilepsi (ayan) diantara mimbar Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan kamar 'Aisyah رضي الله عنها, lalu orang mengatakan ‘dia gila’. Tidaklah aku gila, tidaklah yg menimpaku melainkan karena aku kelaparan” (Hilyatul Auliya 1/379).

📜 Abu Mas'ud Abdurrahim Al-Haji berkata: Aku mendengar Ibnu Thahir رحمهما الله menuturkan: “Aku kencing darah dua kali dalam mencari hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Makkah, aku berjalan tanpa alas kaki ditengah panas terik, aku pernah mengalaminya, aku tidak pernah naik hewan tunggangan sekalipun dalam mencari hadits, aku pikul kitab-kitabku diatas punggunggku sendiri, aku tidak pernah minta tolong kepada seorangpun, dan akupun hidup sesuai apa yg Allah berikan kepadaku saja” (Siyar A'lamin Nubala 19/363).

📜 Al-Imam Ibnu Al-Qasim رحمه الله berkata: ''Imam Malik رحمه الله habis-habisan dalam mencari ilmu, sampai-sampai beliau mencongkel atap rumahnya lalu menjual kayunya'' (Tarikh Baghdad 2 / 13).

📜 Khalaf bin Hisyam رحمه الله menuturkan menuturkan: '' Ada satu bab dalam ilmu nahwu yang aku tidak tahu, lalu aku keluarkan 80.000 Dirham sampai aku menguasainya” (Siyar A'lamin Nubala 10/578)

📜 Ibnu 'Uyainah رحمه الله berkata: Aku mendengar Syu'bah mengatakan: “Siapa yg mencari Hadits pasti bangkrut!, Aku jual bejana ibuku dengan harga tujuh dinar ” (Siyar A'lamin Nubala 7 / 220).

Heem...!
Masihkah kita akan berkeluh-kesah dengan mengatakan:
“Duh capek...! ”?
“Duh jauh masjidnya...! ”?
“Duh bayar...! ”?
“Duh mahal...! ”?
“Duh Ustadznya ga enak... ga lucu...! ”? Dll...

Sebatas Itukah semangatmu untuk mendapatkan ilmu? Sebatas itukah pengorbananmu Demi akhiratmu?

... Semoga Allah membangunkan kita semua dari tidur panjang kita di dalam gua kemalasan yang berkepanjangan...